Seribu satu jalan diusahakan musuh-musuh Islam untuk melemahkan dien ini dan menjauhkan manusia darinya. Bahkan terhadap yang sudah masuk ke dalamnya, mereka terus berusaha untuk memurtadkannya. Terkadang dengan cara halus dan lembut, memaksa dan memperdaya, sampai memusuhi dan memerangi.
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
- "Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri." (QS. Al-Baqarah: 109)
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
- "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al-Baqarah: 120)
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
- "Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup." (QS. Al-Baqarah: 217)
"Sifat ini berlaku umum bagi setiap orang kafir, mereka tidak henti-hentinya memerangi golongan di luar mereka sehingga memurtadkan dari agama mereka. Khususnya, Ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani yang telah mendirikan organisasi-organisasi, menyebar misionaris, menempatkan para dokter, mendirikan sekolahan-sekolahan untuk menarik umat kepada agama mereka, membuat berbagai propaganda untuk menanamkan keraguan dalam diri mereka (kaum muslimin) akan kebenaran agama mereka (Islam)."
- Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan menebar syubuhat, kerancuan dalam memahami Islam, di antaranya membenturkan sebagain ayat dengan ayat lainnya ataupun menyimpangkan pemahaman ayat agar sesuai dan mendukung isi ajaran mereka. Tujuannya, agar umat Islam mengakui kebenaran keyakinan KUFUR non muslim dan berpindah kepada agama mereka.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
- "Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami." (QS. Al-Mukminun: 115)
- Seolah ia ingin menunjukkan kesesuaian Al-Qur'an dengan "konsep ketuhanan trinitas dalam Kristen". Berikut ini kami buat jawaban atas pertanyaan tersebut:
1. Setiap bahasa memiliki karaktristik tersendiri yang bisa dipahami dengan baik oleh mereka yang menggunakannya. Maka jika ada musykilah (problem pehamanan terhadap satu bahasa) tanyakan atau kembalikan kepada mereka yang menggunakannya atau ahlinya. Jangan dikembalikan kepada interpretasi mereka yang tidak berbahasa dengan bahasa tersebut, pasti akan rancu dan salah kaprah.
2. Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan bahasa kaumnya, yakni Bahasa Arab.
- Bahkan bahasa Al-Qur'an adalah bahasa terindah dan terfasih dari bahasa Arab. Semua ahli bahasa dan sastrawan Arab saat diturunkan Al-Qur'an mengakui akan sisi keindahan bahasanya.
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
- "(Al-Qur'an itu diturunkan) Dengan bahasa Arab yang jelas." (QS. Asy Syuara’ : 195)
- “Sesungguhnya orang-orang yang hidup pada masa turunnya al-Quran adalah masyarakat yang paling mengetahui tentang keunikan dan keistimewaan al-Quran serta ketidakmampuan manusia untuk menyusun semacamnya. Tetapi, sebagian mereka tidak dapat menerima al-Quran karena pesan-pesan yang dikandungnya merupakan sesuatu yang baru. Hal itu masih ditambah lagi dengan ketidaksejalanan al-Quran dengan adat dan kebiasaan serta bertentangan dengan kepercayaan mereka. Inilah yang tidak dapat mereka terima. Tetapi Bukankah mereka pun menyadari akan keunikan dan keindahan kata-katanya? Benar. Tetapi bagaimana dengan kepercayaan dan adat leluhur? Kepercayaan harus dipertahankan, al-Quran harus ditolak. Begitulah kesimpulan tokoh-tokoh masyarakat waktu itu.” (Dinukil dari Menikmati Keindahan Bahasa al- Quran, Asep M. Tamam, dalam asmat-arabiyyatuna.blogspot.com)
Penulis al-Mu'jam al-Wasith (Kamus bahasa Arab), hal. 945 berkata:
- "NAHNU (KAMI) adalah kata ganti yang digunakan untuk menyebut dua orang atau jama' (banyak) yang mengabarkan tentang diri mereka, dan terkadang digunakan untuk menyebut satu orang saat ia hendak mengagungkan/memuliakan (dirinya)."
Oleh karenanya, siapa yang memahami bahasa Arab dengan baik pasti tidak akan mempermasalahkan penggunaan bentuk plural (nahnu: kami) oleh Allah yang Maha Esa untuk menyebut diri-Nya. Orang yang memahami bahasa Arab dengan baik juga tidak akan menganggap Allah itu berbilang hanya karena menyebut diri-Nya yang Maha Esa dengan karena menggunakan bentuk jama' (plural).
4. Satu yang tak diragukan, Allah Ta'ala (Maha Tinggi) menyandang sifat yang agung, maka jika Dia mengabarkan tentang diri-Nya dengan sifat-sifat ini maka itu sangat tepat bagi yang disifati.
Jika DIA berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
- "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9)
وَإِذَا
ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
بِالْآَخِرَةِ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ إِذَا هُمْ
يَسْتَبْشِرُونَ
- "Dan apabila hanya nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati." (QS. Al-Zumar: 45)
وَأَنَا
اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
- "Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku." (QS. Thaahaa: 13-14)
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
- "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 163)
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
- "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa." (QS. Al-Ikhlash: 1)
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
- "Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya KAMI menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami." (QS. Al-Mukminun: 115)
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
- "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." (QS. Al-Fath: 1)
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
- "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak." (QS. Al-Kautsar: 1) dan ayat-ayat serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar